Ada beberapa alasan yang utama, mengapa Database Server MySQL atau MariaDB tidak cocok digunakan dalam industri finansial. Dalam pembahasan ini, MySQL kita samakan dengan MariaDB, karena pada dasarnya MariaDB adalah fork dari MySQL. Sementara perbedaan antara keduanya tidak kita pertimbangkan karena keduanya memiliki arsitektur yang mirip dan berasal dari mayoritas kode sumber yang sama.

  1. Legalitas
    MySQL, terlepas pro-kontra apakah Open Source atau bukan, adalah produk sebuah institusi, dan tidak didukung pengembangan secara terbuka sehingga secara bisnis tidak bisa dikategorikan sebagai produk yang murni berbasiskan Open Source. Hal ini dapat menjadi catatan tersendiri untuk pertimbangan legal dan potensi issue dimasa mendatang. Sementara MariaDB pun sebetulnya tidak benar-benar didukung oleh komunitas, pada dasarnya MariaDB masih di dukung oleh perusahaan komersial: MariaDB Corporation AB. Dalam konteks ini, kebebasan dalam penggunaan software Open Source tidak menjadi opsi yang benar, sebab pada dasarnya ketika dipergunakan dalam bisnis, software tersebut tidaklah berbeda dengan software proprietary. Hal ini tentunya berbeda untuk software yang murni berasal dari Open Source, didukung komunitas developer yang tersebar merata diseluruh dunia, dukungan ahli mudah didapat tidak terkonsentrasi pada satu institusi saja.
  2. Compliance/Kepatuhan
    MySQL tidak mematuhi (comply) terhadap aturan standar ACID (Atomicity, Consistency, Isolation and Durability) khususnya dalam hal Isolation dan Durability. Hal ini utamanya disebabkan oleh implementasi MySQL yang menggunakan Storage Engine MyISAM, sementara dengan menggunakan Storage Engine InnoDB (yang disebutkan memiliki compliance terhadap ACID) justru menurunkan kinerja database secara signifikan.
  3. Kinerja
    Kinerja untuk kegiatan transaksi yang memastikan terjadi transaksi secara benar dan sesuai dengan ACID tidaklah sebaik PostgreSQL, kirainya hal ini terkait pada arsitektur yang dimiliki oleh MySQL itu sendiri. Penggunaan C++, dan lingkungan yang multithreaded menyebabkan dalam beban yang tinggi penggunaan MySQL ini cukup ringkih, bilamana ada 1 query yang menyebabkan crash karena kesalahan coding/input data, keseluruhan sistem akan mati.
  4. Kinerja
    Database memegang peranan yang sangat penting dalam dunia bisnis keuangan, Database server adalah satu-satunya sistem di dalam keseluruhan sistem keuangan yang memikul tanggungjawab besar, yaitu mengamankan transaksi keuangan sekaligus memastikan catatan transaksi tersebut terjaga dengan rapi untuk kebutuhan selanjutnya (pelaporan, analytics, audit, dll). Replikasi adalah fitur penting yang dimiliki oleh Database server agar mampu menjaga durability lebih jauh lagi tidak hanya memastikan data yang sudah committed tetap ada, tetapi juga tidak akan hilang meski terjadi kegagalan pada perangkat maupun fasilitas, faktor-faktor yang dimitigasi oleh konsep HA (High Availability) Kebutuhan Database server untuk dipasang sebagai HA dalam sistem keuangan adalah kepastian yang tidak terelakan, untuk itu Database server harus memiliki Replikasi yang mumpuni, agar mampu melakukan proses failover yang sempurna. MySQL memiliki fitur replikasi, namun karena arsitekturnya tidak melakukan isolasi secara penuh, maka adanya 1 query dari sekian parallel query mengalami masalah, maka akan menjadi bottleneck untuk keseluruhan replikasi tersebut, hal ini tidak akan terjadi pada PostgreSQL.

Beberapa alasan yang disampaikan diatas, adalah alasan yang paling utama dalam menentukan delivery layanan database untuk industri keuangan. Tanpa adanya fitur yang mumpuni untuk menangani kebutuhan diatas, akan sangat membahayakan operasional dan meningkatkan resiko bisnis secara langsung. Penggunaan software yang berbasiskan Open Source selayaknya bukan karena pertimbangan cost effective semata, pertimbangan paling utama dalam adopsi penggunaan teknologi dari Open Source adalah kebebasan, kemerdekaan dan tentunya berujung pada kedaulatan kita sebagai pengguna yang mampu menentukan pilihan secara mandiri.