Equnix also promoting the PostgreSQL not only in the community but also in Professional manner, by conducting Client Gathering. Our Client Gathering program named as: EPPG - Equnix PostgreSQL Professional Gathering. This Event usually held for having presentation hot issues, discussion, brainstorming and networking to strengthen professional bond in using PostgreSQL.

An Enterprise Professional PostgreSQL Gathering with the theme "Answering the Challenges and Benefits of Migration from Oracle to PostgreSQL" organized by PT Equnix Business Solutions on Wednesday, March 27, 2019 at the Bunga Rampai Menteng Restaurant took place smoothly and successfully. The Enterprise Professional PostgreSQL Gathering was attended by various national companies in Indonesia, including from Banking, Telecommunications, Corporate and Government industries. All of the guests were enthusiastic and very keen on learning more about PostgreSQL. The general impression gained from the participants is that this event is interesting, inspiring, and fun. It not only strengthens relationships and provides networking opportunities for the guests, but also provides views and insights regarding Oracle Migration to PostgreSQL to them. The participants all appreciated the events, and would like it to be held again in the following months, because many of them felt like they benefited from this gathering.

Participants Enterprise PostgreSQL Professional Gathering from Adira Finance, Telkom Akses, Truemoney Indonesia, Bank Jatim, Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Bukopin, Bank Mega, PT Finansia Multi Finance, Prudential, EDI Indonesia, PT Buditama Ciptamas Perkasa, PT Gatra Hita Wasana, PT Inova Medika Solusindo, Telkomsel, Omni Hospital, FIF Group, Telkomsigma, Badan Kepegawaian Negara (BKN), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (PUSINTEK) Kementerian Keuangan, Kementerian Agama, Tri Daya Asira, AGCI, PT Dharma Electrindo Manufacturing, Icon+, PT Global Infotech Solution.


Bali, 14 Maret 2019 – PT. Equnix Business Solutions, penyedia layanan teknologi informasi berbasiskan Open Source seperti PostgreSQL dan Linux, menggelar kampanye edukasi di beberapa kampus di pulau dewata, Bali, dengan tema “Kampanye Open Source Untuk Meningkatkan Daya Saing Technopreneur”. Kampanye edukasi tersebut dimulai dari Universitas Pendidikan Nasional pada 13 Maret 2019, lalu disusul Universitas Dhyana Pura pada 14 Maret 2019, dan diakhiri di Universitas Udayana pada 15 Maret 2019.

Kampanye edukasi di pulau Dewata merupakan roadshow yang ke-5 setelah sebelumnya digelar di Malang, Surabaya, Kediri, Semarang dan Yogyakarta. Tujuan kampanye edukasi ke kampus bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada para mahasiswa tentang pentingnya penguasaan Teknologi Informasi melalui penguasaan software Open Source sebagai solusi alternatif yang turut berperan penting dalam bisnis TI, serta tentu saja agar kita dapat tetap mandiri dan berdaulat. Kampanye edukasi ini juga diharapkan dapat membuka wawasan para mahasiswa agar mampu mengambangkan diri dan membangun kreatifitas yang dapat mendorong para mahasiswa menjadi seorang technopreneur melalui kerjasama pelatihan, mentoring, dan magang serta peluang membangun jaringan lembaga riset berbasis Open Source.

“Kami memahami lingkungan pendidikan tinggi perlu mengetahui apa yang terjadi di dunia bisnis saat ini. Banyak sekali perubahan yang membutuhkan kegesitan dalam merespon, menyikapi maupun menjawab perubahan tersebut,” ujar Julyanto Sutandang, CEO PT. Equnix Business Solutions. Julyanto juga menambahkan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak sarjana yang bersedia melakukan riset secara mendalam dan pengembangan software Open Source sehingga memampukan kemandirian dalam hal solusi dan sumber daya TI.

Salah satu tantangan Indonesia menyambut Revolusi Industri 4.0 adalah kesiapan sumber daya manusia di bidang teknologi informasi yang dirasa belum memadai baik secara kuantitas maupun kualitas untuk mencapai potensi ekonomi digital sebesar US$150 miliar pada 2025. Berdasarkan data keluaran BPS, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) nasional 2017 masih rendah yakni di level 4,99 dari skala 1-10. Sedangkan di tingkat global, Indonesia berada di urutan ke-45 dari 140 negara atau ke-4 di wilayah Asia Tenggara di dalam daftar The Global Competitiveness Report 2018 keluaran World Economic Forum. Sementara di sisi wirausaha, Indonesia disebutkan baru memiliki pengusaha sebanyak 1,65% dari populasi jumlah penduduk dan diperkirakan hanya sekitar 0,43% di antaranya berbasis teknologi atau technopreneur.

“Diperlukan pendidikan dan pelatihan yang tepat untuk mencetak sumber daya manusia yang berdaya saing di Revolusi Industri 4.0. Diharapkan para mahasiswa memiliki pemahaman tentang keunggulan software Open Source dan kebutuhan sumber daya TI di dunia bisnis, serta memberikan gambaran alternatif bisnis yang dapat dikembangkan oleh para lulusan TI untuk menjadi technopreneur,” kata Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT, Ph.D, Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

Software berbasiskan Open Source menjadi alternatif menarik dibandingkan dengan software komersial berlisensi yang cenderung memonopoli pasar. Kegiatan monopoli adalah kontra produktif, terutama dalam model pasar yang bebas, karena tidak adanya persaingan yang sehat sehingga efisiensi menjadi rendah dan hampir tidak ada ruang negosiasi untuk mengefisiensikan biaya dan meningkatkan layanan. Dalam dunia TI ada komunitas gerakan Open Source - dengan semangat berbagi - dan menolak cara lisensi berbayar software yang cenderung memberatkan penggunanya.

Software Open Source memberi udara segar di Indonesia dengan memungkinkan penggunaan software legal tanpa biaya lisensi. Keuntungan menggunakan teknologi berbasis Open Source adalah kemandirian. Tidak ada ketergantungan, paksaan, maupun kepasrahan karena tidak memiliki pilihan. Software berbasis Open Source memberikan kebebasan, pilihan, kejujuran, kemerdekaan, tanpa ada ketergantungan terhadap vendor. Implementasi software berbasiskan Open Source telah menjadi solusi alternatif di banyak infrastruktur TI dan memberikan keuntungan lebih baik. Dengan demikian, para peserta konferensi hadir secara independen tanpa aliansi industri sehingga mampu menyuguhkan pandangan yang realistis.

Software Open Source adalah jawaban dari ketimpangan sistem lisensi software yang cenderung kurang adil dan bersifat kapitalistik. Ke depannya, Open Source akan semakin tersebar merata ke seluruh sudut kehidupan manusia. Software Open Source juga akan semakin kuat berkembang dan menyeimbangkan industri software dan TI agar tercipta pemerataan akses informasi, kesempatan, dan pada akhirnya kesejahteraan seluruh umat manusia.


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi presented a breakthrough by creating the Kedaireka Platform - Matching Fund Program to transform higher education institutions to be more resilient in facing various challenges and to become centers of innovation and scientific development. The Matching Fund program is one of the communication bridges between Higher Education and Industry Players to form collaborations and generate innovative ideas as the best solutions for various challenges faced by society.

In 2022, Equnix is collaborating with Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya through the "Seeding Open Source \ Research Center for Business" Program aims to establish a Center of Excellence for all Indonesians, especially for solution providers and large corporate users who have and will use Open Source massively; can become "adoptive parents" for Open Source Software until independence is achieved in providing IT solutions; and improve the efficiency of business processes in order to increase competitive advantage to compete in the global market. This collaboration includes: Sharing Session Open Source Implementation; PostgreSQL Advanced Training for Academic, Deepgreen Training (PostgreSQL Clustering), Industrial Visits, and Industry FGDs. These activities provide significant value to both universities and industry players, fostering new mindsets, perspectives, and ideas on the implementation of open-source software in the business world.