Apakah semua open source bisa dilayani oleh Equnix? Apakah Equnix melakukan seleksi terlebih dahulu dari sekian banyak solusi open source, apa kriteria seleksinya? Berapa banyak expertise di Equnix untuk menunjang open source tersebut?
Tidak semua, kita melakukan seleksi, kita memiliki kriteria Open Source yang kita support adalah software Open Source yang Pure, tidak semua Open Source itu Pure. Umumnya adalah software pendukung infrastruktur seperti OS Linux, PostgreSQL, Apache, GNU, dll.
Kita menggunakan ERP yang kita develop sendiri dengan menggunakan MySQL sebagai databasenya. Ketika kita nanti mau upgrade ERP kita memungkinkan tidak untuk migrasi dari MYSQL ke PostgresQL Enterprise. Kira-kira tantangan terbesarnya di mana?
Tantangan terbesarnya bilamana ingin lakukan migrasi sendiri adalah dikonversi stored procedurenya, secara umum migrasi dari database satu ke lainnya mostly di codenya, yaitu stored procedure, trigger, maupun sql statement, biasanya yang dipakai untuk query
PostgreSQL most database open source dari Enterprise Production, Data Warehouse dan Business Intelligence, yang mewakili Reliability, Availability dan Scalability. Deepgreen dan Xdrive untuk keperluan data source. Banyak kelebihan dari segi apapun, untuk Open Source ini apakah ada jaminan mengenai database nya? dan kecepatan tidak berpengaruh jika field banyak!
Jaminan tentunya tidak diberikan dari Open Sourcenya, oleh karena itulah siapapun yang membutuhkan jaminan untuk penggunaan Open Source harus membeli jaminan tersebut dalam bentuk Layanan Premium, atau bentuk lainnya. Equnix sebagai perusahaan penyedia solusi IT memberikan layanan premium untuk PostgreSQL dan menjamin sampai dengan level Principal (https://equnix.asia/solution/subscription)
Bagaimana cara untuk menghindari kelebihan beban di salah satu node server, sementara pada saat yang sama saya ingin mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya, memaksimalkan throughput, meminimalkan waktu respons?
Dalam Deepgreen, penentuan distribution key adalah hal yang sangat penting juga dalam mendistribusikan data ke multiple data node. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk optimisasi yang dilakukan, agar ketika data menyebar secara merata dan juga complex query yang dipanggil nantinya juga menjadi lebih cepat. Distribution key akan menentukan dimana data akan diletakkan berdasarkan kategori key tersebut, dan bilamana sudah didistribusikan secara merata, maka semua node akan dapat bekerja secara paralel dan mengembalikan hasil dengan lebih cepat.
Saya agak tertarik test query antara Deepgreen vs Oracle yang performancenya sangat signifikan, yang mau saya tanyakan apakah pada saat dilakukan testing query architecture database yang sama?
Untuk struktur dari table tentunya sama, begitu juga jumlah data yang dilakukan pengujian. Yang berbeda sebetulnya adalah karena pada Deepgreen ini menggunakan topology Massive Parallel Processing, dimana terdiri dari beberapa node yang bekerja secara paralel, sehingga dengan demikian dapat dilakukan complex query secara bersamaan dengan tempo waktu yang lebih singkat, karena secara data juga didistribusikan ke masing-masing data node.
Apakah sampai sekarang PostgreSQL masih belum mendukung selectable stored procedure?
Di dalam PostgreSQL sebetulnya stored procedure dianggap sebagai function, dan semua function ini bisa dipanggil dengan SELECT dan dapat mengembalikan record set. Mulai dari PostgreSQL v 11, sudah didukung syntax CREATE PROCEDURE. Ketika dilakukan SELECT dari stored procedure tersebut, dapat juga dipilih kolom dari return set nya, dimana tentunya di dalam stored procedure tersebut, kita perlu lakukan definisi kolom-kolomnya terlebih dulu dari untuk dikembalikan dalam record set.
Apa kelebihan PostgreSQL ini dibanding dengan database lainnya? dan kenapa memutuskan menggunakan PostgreSQL dalam penerapan BIG Data?
Sebetulnya sudah disebutkan:
Salah 1 alasanya adalah karena yang sudah disebutkan di point 1, khususnya untuk Big Data yang bersifat structured data, PostgreSQL as RDBMS sangat cocok dan memiliki performance yang baik. Lebih baik lagi menggunakan yang sudah didesain untuk itu seperti Deepgreen
Jika saat ini memakai Oracle Database Enterprise Edition sebagai core DB.
Bagaimana cara membangun structure database di sebuah perusahaan manufacturing dari awal untuk membangun sebuah Big Data?
Referred kepada general topology yang kami sampaikan tadi, ada 4 site yang perlu kita konfigurasi. Pertama adalah di sisi Main Data Center, dimana perlu dibuat terlebih dahulu konfigurasi HA serta untuk kebutuhan Reporting dan Historical, kemudian juga perlu dilakukan konfigurasi untuk DRC. Dari Main Data Center, kemudian diimplementasikan juga Multi-Tier Backup mechanism yang baik, baru kemudian mengimplementasikan Data Warehouse configuration untuk kebutuhan Analytics dan BI.
Berapa persentase kebutuhan Memory untuk shared_buffers. for example :Sets the amount of memory that the database server uses for shared memory buffers ?
Secara rule of thumbs-nya, shared_buffers adalah sekitar 25-30% dari total physical memory, tetapi tentunya untuk performance, parameter memory lain seperti work_mem, effective_cache_size, wal_buffer, dll, itu juga bergantung kepada behaviour application/query yg masuk. Tentunya juga perlu diperhitungkan memory yang dipakai oleh OS.
Terkait performance benchmark antara PostgreSQL vs Oracle, parameter benchmark nya seperti apa ? metode benchmarknya bagaimana?
Untuk yang saya jelaskan di slide itu adalah membandingkan query-query reporting antara Oracle dengan di Deepgreen, jadi bukan menggunakan metode benchmark standard seperti TPC-C atau yang lainnya. Benchmark Database Standard dilakukan dengan menggunakan TPC-C yang merupakan standard benchmark Database, silakan pelajari TPC-C pada https://www.tpc.org. Parameter metode dan mekanismenya dijelaskan semuanya pada website tersebut, itu adalah standard dunia benchmark untuk RDBMS.
Bagaimana penanganan concern dari customer khususnya terkait dengan security dan compliance jika menggunakan aplikasi open source ini dari pihak Equnix?
Security compliance pada dasarnya memiliki standarisasi, ada ISO 27001, PCI-DSS, NSI-CSS, ataupun standard security compliance lainnya nantinya yang mungkin akan ada. Tidak ada masalah dengan semua compliance yang dimaksud di atas, selama memiliki Vendor yang mumpuni dan kompeten. Vendor lah yang akan melakukan mitigasi, adjustment, tuning maupun refactor source code untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Kami memiliki pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan ini, salah satu client kami sebuah Bank Nasional menggunakan jasa Konsultan Security, dan mereka comes up dengan 6 point of concern, kami hanya butuh waktu kurang dari 1 hari untuk melakukan customization agar kita bisa compliance dengan point tersebut.
Bagaimana dengan monitoring traffic dari segi database, resources pemakaian dan bagaimana upgrade firmware nya agar aplikasi bisa mengikuti?
Ada beberapa monitoring views yang bisa dianalisa untuk semua usage PostgreSQL instance, seperti jumlah data yang di-fetch, read, inserted, updated, deleted, dan dapat dikalkulasikan untuk mendapatkan insight mengenai besarnya load yang diterima oleh PostgreSQL. Untuk resource usage, tentunya ini adalah bagian dari OS monitoring, dimana perlu juga adanya tambahan statistic usage specific untuk PostgreSQL process. Untuk versioning pada PostgreSQL, sebetulnya hanya perlu untuk mengupdate saja driver yang digunakan. PostgreSQL sendiri bersifat backward compatible, sehingga jika ada upgrade version, aplikasi sangat less likely sekali untuk perlu di-update juga dari sisi logic. Seperti contohnya PostgreSQL sebelum version 10 dan semenjak version 10, yang berbeda hanyalah fungsi-fungsi yang berkaitan dengan operasional dan administratif, sementara query-query yang dipanggil oleh aplikasi tidak ada perubahan yang signifikan.
Apakah PostgreSQL bisa dijadikan sebagai active 2 database (2 DC)? seperti kita tahu sekarang sudah mulai banyak distributed database seperti Cockroachdb, Yugabite dll yang mana protokolnya based on postgres
PostgreSQL memiliki banyak fork, salah satunya adalah yang mendukung replikasi dua arah (Bi-Directional Replication). Hal ini bisa dicapai dengan PostgreSQL versi khusus, dimana replikasi dua arah ini memanfaatkan logical decoding dari transaction log yang dituliskan, sehingga kedua instance bisa dibuat menjadi mode Master dan Master. Namun demikian, perlu dicermati bahwa mekanisme BDR ini tidak disarankan untuk model OLTP untuk melakukan load-balancing, karena ada potensi jika melakukan update pada 1 row yang sama secara bersamaan di kedua Master instance, maka dapat terjadi conflict terhadap data. BDR ini diperuntukan kepada topologi yang terpisah secara geografis, misalnya instance A ditulis oleh application A dan instance B ditulis oleh application B, yang mengakses 2 data yang berbeda. Tujuan utama dari BDR ini adalah untuk mereplikasikan 2 data dari 2 sumber yang berbeda, dimana masing-masing instance tersebut butuh untuk mengakses data dari sumber dari peer-nya.
Untuk keamanannya bagaimana? Karena kami bergerak di bidang finance dan data customer kami sangat rahasia, jadi bagaimana Equnix bisa mensupport kita tapi dengan keamanan yg maximal, dan untuk supportnya jika ada case severity 1 itu masa penanganan brp lama?
Berbicara keamanan dalam sistem IT, ada 2 hal yang harus kita sasar:
Bagaimana cara migrasi data dari database yang sudah end of support version?
PostgreSQL memiliki tools bernama pg_upgrade, dimana dapat digunakan untuk upgrade versi yang paling lama, sampai dengan versi yang terbaru. Proses upgrade ini membutuhkan downtime dari instance, dan akan melakukan proses translasi yang dibutuhkan dari instance versi yang lama ke versi yang baru.
Kita sudah mendengar kelebihan Open Sources, yang mau saya tanyakan, apa kekurangan Open Sources jika dibandingkan dengan Close Sources/berbayar?
Dalam memilih teknologi kita juga harus belajar memahami apa kekurangannya, begitu pula dengan PostgreSQL ataupun Open Source Software lainnya. Untuk OSS (Open Source Software) secara umum, jawabnya adalah: tidak adanya EKOSISTEM yang mature/mapan, yang mendukung ketersediaan layanan baik dari principal support, expert support, technical support, business oriented roadmap, kematangan QC, secara umum tidak adanya tanggung jawab profesional dan tanggung jawab keberlanjutan. Untuk itulah kita harus menggunakan perusahaan yang mumpuni dan secara profesional memiliki expertise dan kompetensi untuk melayani penggunaan OSS dalam bisnis yang mission critical.
Untuk PostgreSQL, ada beberapa hal, seperti:
Kesemuanya itu tidak akan menjadi masalah, bilamana sudah menggunakan layanan mumpuni dari vendor yang memiliki kompetensi penuh, seperti yang sudah kita lakukan dengan client-client kita selama ini.