Perlu adanya dukungan beragam pihak, baik pemerintah, perusahaan, komunitas, serta akademisi untuk membangun ekosistem PostgreSQL yang lebih baik.

Jakarta, Agustus 2019 – Perhelatan tingkat dunia yang menyuguhkan pemaparan tentang seluruh aspek PostgreSQL, PGCOnf.ASIA 2019, digelar di Bali mulai 8-11 September 2019. Konferensi tingkat dunia yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia itu menghadirkan sekitar 27 pembicara internasional untuk saling berbagi pengalaman kepada para peserta konferensi. Serangkaian topik menarik yang terbagi ke dalam 30 sesi dipaparkan seputar implementasi dan dampak PostgreSQL di dunia bisnis.

Keamanan data merupakan persyaratan mendasar sebuah software yang digunakan di lingkungan perusahaan. Salah satu metode kuat untuk memproteksi data adalah enkripsi data guna melindungi informasi rahasia seperti nomor kartu kredit maupun informasi pribadi pengguna lainnya. Masahiko Sawada yang merupakan insinyur software di NTT Jepang menyampaikan topik keamanan tingkat lanjut PostgreSQL. “Saya telah melakukan riset untuk membuat memperkuat keamanan PostgreSQL dengan mengimplementasikan fitur Transparent Data Encryption (TDE) di dalam PostgreSQL,” ungkap Masahiko Sawada. Ia juga memaparkan manajemen kunci enkripsi menggunakan sistem manajemen kunci enkripsi yang menjadi fitur penting lainnya dari enkripsi data.

Kalangan bisnis modern telah mengakui kemampuan database open source untuk mengakselerasi upaya transformasi digital. Selama dua tahun berturut-turut, PostgreSQL berhasil mempertahankan posisi puncak sebagai database dengan pertumbuhan tercepat di dunia menurut DB-Engines. Di sisi popularitas, DB-Engines melaporkan bahwa database open source mengalami peningkatan popularitas setiap tahunnya sejak 2013 dan telah menggerus pangsa pasar database komersial. Chris Travers, seorang insinyur software sekaligus kontributor PostgreSQL memaparkan sejarah perjalanan PostgreSQL dan perkembangannya yang pesat di sektor bisnis dan finansial hingga industri 4.0. “Sejak menggunakannya mulai 1999, PostgreSQL telah berkembang menjadi raja database open source dalam aplikasi bisnis. Pertumbuhannya kini kian cepat salah satunya dengan memanfaatkan tren Industri 4.0,” kata Chris Travers.

Seperti kebanyakan teknologi yang baru diperkenalkan, tidak serta merta akan diadopsi secara luas dan memerlukan waktu untuk bisa diterima. Demikian pula dengan PostgreSQL di tengah masyarakat bisnis negara berkembang yang tingkat pengadopsiannya tidak terlalu cepat. Julyanto Sutandang, CEO PT. Equnix Business Solutions, ingin menawarkan cara untuk membangun ekosistem bisnis untuk PostgreSQL, terutama di negara berkembang. “Perlu dibangun sebuah ekosistem bisnis yang lebih baik bagi PostgreSQL agar bisa digunakan pada pasar lebih luas dan besar,” kata Julyanto Sutandang. Ketidaksiapan komponen bisnis membuat laju pengadopsian PostgreSQL tidak secepat harapan, tambahnya.

Topik yang tidak kalah menarik dipaparkan oleh Sangwook Kim, co-founder dan CEO Apposha yang membangun Database-as-a-Service berperforma tinggi, tentang terobosan besar dalam peningkatan kinerja PostgreSQL terutama saat menggunakan hardware modern seperti SSD berperforma tinggi. “Saya akan memaparkan AppOS yang diimplementasikan sebagai ekstensi PostgreSQL untuk skalabilitas file I/O,” ungkap Sangwook Kim. Ia menambahkan bahwa AppOS mampu meningkatkan performa PostgreSQL hingga 13 kali lipat dan waktu respon hingga 32 kali lipat untuk beban tugas tulis intensif, tanpa perlu mengubah kode maupun pembaruan hardware.

PGConf.ASIA 2019 merupakan ajang tahunan konferensi internasional di Asia, yang hampir setiap tahun diselenggarakan di Tokyo, Jepang. Komunitas PostgreSQL tersebut mempertemukan para pengguna, pengembang, dan para ahli, memaparkan implementasi bisnis, terobosan, peningkatan efisiensi, sekuriti, professional support, studi kasus, kisah sukses, fitur baru, dan best practice dari PostgreSQL database Open Source. “Terselenggaranya konferensi PostgreSQL terbesar di Asia ini merupakan bentuk kepercayaan dunia Open Source terhadap Indonesia”, kata Julyanto Sutandang.

Dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan PGConf.ASIA 2019, yang biasanya digelar di Jepang, menunjukkan bahwa perkembangan serta popularitas PostgreSQL di tanah air telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Perusahaan perbankan, telekomunikasi, ritel modern, dan instansi pemerintah telah menggunakan sistem database PostgreSQL. “Masyarakat bisnis Indonesia telah siap mengadopsi PostgreSQL dengan lebih mendalam. Indonesia membutuhkan open source untuk memperkuat perekonomian, menghemat biaya, dan menjamin integritas data serta keamanan. Perlu adanya dukungan semua pihak terutama kalangan enterprise dan pemerintah,” kata Julyanto Sutandang.



OTHER EVENTS


Video

Equnix Campus Campaign at Universitas Dhyana Pura

March 27, 2019 Bunga Rampai Resto
EQUNIX PostgreSQL Professional Gathering