Equnix Business Solutions | an Open Source and Open Mind Company Webinar Series| Equnix Business Solutions

Konfigurasi Hardware Untuk PostgreSQL di Lingkungan Perbankan

Finally the report is here! Equnix Weekly TechTalk 2022 episode 1 - Konfigurasi Hardware untuk PostgreSQL di lingkungan Perbankan. Webinar series ini dibuka bertepatan pada hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022. Suasana pembukaan yang begitu meriah dengan dihadiri oleh para kalangan profesional dari berbagai perusahaan besar, kalangan akademisi, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Beberapa peserta diantaranya adalah dari Leading Industri Telekomunikasi, IT Solutions, Keuangan, Retail, Property Development, Universitas, dan BUMN.

Materi episode pertama ini dibawakan oleh Bapak Julyanto SUTANDANG yang dimoderatori oleh saudari Jesse Soegijono. Acara dimulai pukul 15:00 dibuka dengan Company Flag dilanjutkan dengan lagu Indonesia Raya, dan Garuda Pancasila. Webinar ini juga ditayangkan melalui youtube live.

Webinar ini membahas topik Konfigurasi Hardware untuk PostgreSQL di lingkungan Perbankan . Lingkungan perbankan merupakan lingkungan yang sangat sensitif dengan kestabilan, ketersediaan, dan kepuasan pelanggan. Tentunya perlu memperhatikan assessment terhadap konfigurasi hardware untuk implementasi Database Server. Terutama untuk kinerja yang sangat tinggi, agar dapat memiliki kinerja maksimal yang dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi kecepatan pemrosesan data. Begitu penting konfigurasi hardware dalam suatu sistem, maka diperlukan pula orang-orang yang ahli dalam menentukan implementasinya.

Animo yang sangat besar terhadap topik ini dengan dibuktikan oleh banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada Expert kami. Webinar Episode pertama ini mendapatkan lebih dari 10 pertanyaan melalui diskusi langsung, QnA, ataupun kolom chat. Dan pertanyaan yang dilontarkan sangatlah berbobot dan menarik.

Webinar kali ini diadakan lebih meriah karena disponsori oleh AMD (Advanced Micro Devices). AMD adalah perusahaan semi konduktor terkemuka yang memproduksi processor terbaik untuk bisnis saat ini. AMD EPYC memiliki kemampuan high-performance compute yang dibutuhkan oleh dunia bisnis.

Lebih lanjut silahkan menonton video rekaman live streaming pada Youtube Channel Equnix Business Solutions. Bilamana ada yang ingin memberikan komentar terkait acara webinar kami, silahkan follow dan berkomentar pada akun twitter, instagram, facebook kami.


Dibawah ini adalah dokumentasi QnA yang menarik antara Pembicara dan Peserta.

Mulyadi

Q: Database Open Source mana yang menjadi pangsa pasar di beberapa instansi, secara umum komposisinya lebih besar mana ? MySQL atau PostgreSQL


A: Yang termasuk Database Open Source adalah PostgreSQL. MySQL tidak tergolong Open Source, karena mySQL memiliki 2 licensing, yang mana tidak diperbolehkan digunakan di bisnis jika tidak membeli license profesional. PostgreSQL adalah Open Source yang full comply dengan ACID dibandingkan MySQL. Untuk membuat MySQL comply, membutuhkan implementasi innoDB yang mana akan lambat sekali dibandingkan myISAM. Sebagai database transaksional berkelas Enterprise, saat ini hanya ada pilihan PostgreSQL dan turunannya, dari mulai Cloud Services hingga komersial.

Sigit Nugroho

Q: Apa yang bisa menjadi hambatan dalam konfigurasi hardware untuk PostgreSQL di Perbankan? dan bagaimana konfigurasi tersebut bisa efektif dan efisien?


A: Secara technical wise, seharusnya tidak ada hambatan. Kemungkinan hambatan muncul dari budget dan ketersediaan barang atau hardware itu sendiri. Efektif dan efisien dengan memilih hardware yang tepat dan menginstall PostgreSQL RDBMS dengan tuning yang sesuai di sisi hardware nya.

Budi Hertanto

Q: Kalau ada keterbatasan budget, mana yang lebih diprioritaskan, clock, core atau I/O?


A: I/O yang paling diprioritaskan, karena I/O yang paling menjadi bottleneck dan I/O adalah potential stopper yg cukup besar. Jika I/O sudah oke, maka kita bisa menaikkan disisi clock nya. Bilamana core banyak tapi clocknya kecil maka akan tetap mengantri. Begitupun sebaliknya jika clocknya tinggi tapi corenya sedikit, tidak terlalu efektif juga. Clock dan core diibaratkan seperti ayam dan telur. Jika Clocknya 2 sampai 2,5 GHz, itu cukup signifikan. Saya tidak bisa memastikan antara clock dan core. Jika jumlahnya tidak terlalu banyak berbeda, saya kira clock diprioritaskan terlebih dahulu, baru core nya.

Yong Ong

Q: Untuk process locking ditentukan oleh core, clock CPU dan high I/O. Apakah ada rumus baku untuk penentuan spesifikasi hardware dan workload tertentu? agar kita terhindar dari sizing yang overkill.


A: Locking itu adalah constrainnya clock, sehingga tidak semata-mata menaikkan core atau I/O saja. Jika kita menaikan clocknya, maka potential lock contention akan berkurang.

Yong Ong

Q: Apakah penentuan tersebut berbanding lurus bila terjadi penambahan workload? Apakah tidak bisa hanya upgrade salah satu faktor diatas? bisa diberikan contoh use case nya


A: Jika hanya salah satu saja yang diupdate itu sudah cukup meningkatkan performance. Rata-rata dari tiga hal tadi tidaklah berbanding lurus. Perbandingannya exponential bukan linier. Tidak perlu upgrade ketiga nya, melainkan hanya perlu 1 faktor untuk dapat meningkatkan performance. Contohnya dengan mengganti disc yang tadinya bukan NVMe menjadi NVMe, dengan itu performance nya bisa boost hingga 10-20 kali lipat.

Yong Ong

Q: Apakah ada pengaruh terhadap workload kita bila, kita menggunakan sebagai contoh CPU AMD 1 socket 16 core dgn 2 socket 8 core? Bila iya dapatkah diberikan best practicenya untuk penggunaan konfigurasi tsb.


A: Kalau boleh kita sarankan, gunakan core yang berada pada soket yg sama. Contohnya dalam 1 socket terdiri dari 6 core. Kalau kita pakai 2 socket, ada perbedaan antara aplikasi dengan database. Seperti yang kita tahu bahwa ada resource yang di share di dalam sistem Database, maka ketika ada resource yang di share tersebut, instruksi mesin yang dijalankan oleh masing-masing core akan mengantri untuk mengakses resource tersebut secara bergantian. AMD memiliki interconnect communication yang cukup canggih yang mana menghasilkan performa yang sangat baik. Interconnect nya menyebabkan sinergi secara tinggi sehingga dalam 1 socket terjadi 1 sinergi computing yg sangat baik, sehingga bisa menghasilkan TPS (transaction/second) yang sangat besar.

Ari

Q: Bagaimana kinerja keamanan Open Source (PostgreSQL) di Perbankan apa cukup mampu untuk diandalkan?


A: Untuk keamanan, apalagi software-software yang terkait di Perbankan, tentunya harus mempertimbangkan banyak hal. Bukan softwarenya sendiri tapi bagaimana software tersebut diimplementasikan. Mulai dari cara software diinstal kemudian dioperasikan, siapa yang akan men-support. Kalau di perbankan tidak bisa asal menggunakan Open Source begitu saja. Perbankan harus memiliki mekanisme yang tepat karena juga ada persyaratan dari OJK, tiap software yang dipakai harus ada yg support. Jadi untuk keamanan hingga operasional nya harus ada vendor yang melakukan proses assessment, installations, configuration, sampai dengan proses hardening, pengamanan database tersebut terhadap kemungkinan-kemungkinan breach. Sekali lagi, bukan dilihat dari softwarenya itu sendiri tapi di subject siapa dan bagaimana implementasi dilakukan.

Raditya

Q: Saat ini, lembaga pemerintah mana yang paling banyak menggunakan Open Source/PostgreSQL?


A: Saat ini sudah banyak sekali lembaga yang menggunakan PostgreSQL. Lembaga keuangan adalah lembaga yang cukup banyak mengadopsinya. Dan semoga makin lama semakin banyak yang menggunakan, supaya kita dapat terbebas dari vendor lock in.

Raditya

Q: Tuntutan terbanyak di perbankan untuk Open Source seperti apa?


A: Tentu bukan biaya. 1. Keamanan 2. Kebebasan 3. Efisiensi. Saat ini ada banyak sekali perbankan yang menggunakan Open Source, tentunya dengan pertimbangan yang sangat ketat, salah 1 pertimbangannya adalah bahwa implementasinya aman, ada yang menjamin, ada vendor yang bertanggung jawab, support 24 jam, dsb. Menurut kami, Perbankan menggunakan Open Source karena ingin memiliki alternatif solution, karena kita memahami bahwa proprietary software semakin lama semakin mengunci, itu juga alasan Equnix menjadi alternatif IT Solution Provider. Adopsi penggunaan software proprietary di Indonesia jauh lebih berkembang dibanding negara maju, karena kita merasa bahwa tidak banyak pilihan.

Rendy Rinaldy

Q: Fitur locking tadi apakah dari hardware / soft db? bila dari hardware bagaimana kita bisa tau hardware yang sekarang kita pakai sudah support? apakah akan terjadi antrian transaksi?


A: Fitur locking adalah kebutuhan dari aplikasi (software). Database (dapat disebut juga sebagai aplikasi) sangat banyak memakai fitur ini, untuk memastikan bahwa tidak ada resource yang dipakai secara bersamaan. Race condition (penggunaan resource secara bersamaan karena tidak adanya Lock) tentunya sangat dihindari. Hal itu sangat diperlukan oleh aplikasi. Pada dasarnya yang melaksanakan locking adalah processor.
Jadi, lock memiliki beberapa level yaitu heavy lock dan lightweight lock/spin lock. Lock ini melakukan spin karena digunakan untuk mengunci resource yang cepat (lightweight) namun membutuhkan sumber daya CPU, oleh karena itu dengan clock yang tinggi akan mengurangi beban CPU dan tidak melambatkan sistem secara keseluruhan. Feature locking adalah bawaan dari hardware dan diproses semua prosesor yang ada. karena itu adalah fungsi dasar dari prosesor.

Widyo adi

Q: Jika server database kami membutuhkan storage besar apakah solusi NVME bisa diandalkan?


A: Yang dibutuhkan untuk diletakkan pada NVMe bukan semua data, cukup memiliki 1 keping NVMe untuk menampung WAL nya saja. Jadi, NVMe dapat menjadi solusi.

Widyo Adi

Q: Memungkinkankah I/O NVMe dilakukan clone ke hdd magnetic?


A: Pada PostgreSQL, saran kami menggunakan NVMe untuk menampung PGWAL supaya PostgreSQL dapat bekerja dengan baik. Namun bila diletakkan pada magnetik disk, maka akan menurunkan kinerja.

Widyo adi

Q: Apakah I/0 NVMe cukup durable untuk aplikasi/db server, bisa dibantu rekomendasi NVMe yang durable? karena saya pernah menggunakan SSD untuk server merk cors*** hanya bertahan 1 bulan dan langsung rusak


A: Semua elektronik memiliki lifetime yang berbeda-beda termasuk SSD. Jika hanya pada level Prosumer saja sudah cukup baik. Untuk Perbankan, maka kita sarankan menggunakan NVMe pada level Enterprise. Harganya memang bisa 10 kali lipat dari harga Prosumer. Hal tersebut dibedakan berdasarkan endurance nya. Untuk level Prosumer memiliki 1 digit TBW sedangkan Enterprise memiliki 2 digit. Jika tidak mau me-maintenance hardware secara ketat sebaiknya menggunakan hardware dengan level Enterprise, namun bilamana menginginkan cost yang lebih efektif dapat menggunakan hardware pada level Prosumer dengan konsekuensi harus menggantinya setiap tahun. Rusaknya SSD dalam waktu yang singkat, kemungkinan dapat terjadi karena fitur DISCARD belum digunakan dan penggunaannya yang tinggi sekali. Diperlukan pengetahuan yang baik tentang hardware karena banyak sekali tips and trick yang perlu dilakukan. NVMe adalah sebuah opsi yang sangat baik namun tidak bisa diperlakukan sama persis dengan magnetik disk.

Budi Hertanto

Q: Apakah setting chunk size bisa berpengaruh pada performance? jika bisa, performance di bagian mana yang akan cukup terpengaruh, apakah penulisan ke disk? Apakah sebaiknya kita modifikasi chunk size ini sebelum upgrade hardware? apakah ada rule of thumb untuk chunk size ini? Chunk size yang dimaksud Bapak Budi adalah pada PostgreSQL waktu setting awal 8 kb untuk setiap page-nya. Apakah bisa merubah ukurannya?


A: Page itu ditentukan ketika compile, sehingga tidak bisa diubah pada configuration. Jadi sebaiknya tidak diubah karena dia bagian internal dari PostgreSQL. Kami tidak sarankan End User untuk merubah ukurannya. Apakah ada pengaruhnya kalau diubah? Bisa iya bisa tidak, tergantung kebutuhannya. Bisa saja dalam suatu konfigurasi tertentu kita bisa meningkatkan atau mendapatkan efisiensi kalau disesuaikan dengan file size nya dan yang lain di tuning supaya ukurannya sama, sehingga menjadikannya inline yang mana memungkinkan akan lebih cepat. Banyak yang perlu dipertimbangkan. Tidak bisa hanya mempertimbangkan page size nya PostgreSQL saja.

Andreas Didit

Q: PostgreSQL versi terbaru apakah sudah support incremental dan differential backup, atau apakah ada tool third party?


A: PostgreSQL di versi awal sudah support incremental backup dengan cara menyimpan archive dari WAL-nya. Dan untuk differential backup, dengan menggunakan cara tertentu, kita dapat mengaktifkan untuk itu. Incremental backup sudah dapat digunakan pada versi-versi sebelumnya seperti pada versi 9, asalkan memahami mekanismenya.

Sigit Prayogo

Q: Apabila NVMe digunakan sebagai media penyimpanan, apakah tidak membuat umur nya pendek mengingat banyak nya data yg disimpan dan panas yang dapat mengurangi umur?


A: NVMe tidak terlalu panas seperti magnetik karena solid state. Panas terjadi kemungkinan dari prosesornya yang panas sehingga mempengaruhi NVMe. Setiap elektronik memiliki level of quality. Untuk elektronik pada kelas Enterprise memiliki MTBF (Mean Time Between Failure) yang sangat panjang sehingga memiliki umur yang panjang pula. Semua barang yang diproduksi oleh manusia pasti memiliki potensi defect. Dan potensi defect yang terjadi pada magnetik disk jauh lebih besar daripada NVMe SSD.

Recording: